Teks Syarhil Quran : PEMBERANTASAN KORUPSI MENUJU BANGSA YANG SEJAHTERA

Alhamdulillah, dalam kesempatan ini Admin akan berbagi sedikit tentang Syarhil Quran yang tidak asing lagi buat para Pecinta dakwah, pidato dan Syarhil Quran yaitu tentang "Pemberantasan Korupsi menuju bangsa yang sejahtera"

Assalamu'alikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dewan Hakim Yang Arif dan Bijaksana.
Hadirin yang Dirahmati Oleh Allah swt.

Eep Saefullah Fatah, seorang pengamat politik muda Indonesia,  dalam  bukunya  Zaman  Kesempatan  yang diterbitkan  oleh  Mizan  Bandung  pada  tahun  2000 mengatakan  “ada  tiga  hal  mendasar  yang  menyebabkan kehancuran  orde  baru”,  yaitu  :  Pertama,  desakralisasi kekuasaan,  yang  melahirkan  pemimpin  yang  pongah, berjiwa  kadal  bermental  dajjal,  berjiwa  tupai  bermental keledai.berjiwa  raksasa  bermental  gorila,  yang menerkam,menyiksa  dan  memangsa  rakyat  jelata.  Kedua, degradasi kredibilitas, yang melahirkan jatuhnya martabat aparat  di  hadapan  rakyat,  tidak  sedikit  pejabat  yang menjadi  penjahat  dan  penjilat,  fungsinya  bukan  sebagai pelindung  rakyat,  tapi  sebagai  penindas,  pemeras  dan pembunuh hakhak rakyat.  Ketiga, desentralisasi kekuasaan yang  melahirkan  korupsi,kolusi,  dan  nepotisme  yang membawa  bangsa  ini  kearah  krisis  berpkepanjangan. Akibat  korupsi,  kolusi,  dan  nepotisme  tersebut  hadirin, tidak  sedikit  rakyat  Indonesia  yang  mati  kelaparan,  bayi bayi  kekurangan  gizi,  para  pelajar  putus  sekolah, pengangguran  merajalela,  kemiskinan  dimana  mana, bahkan  hutang  keluar  negri  membumbung  tinggi  tidak mampu membayar lagi.

Oleh  karena  itu  hadirin,  dalam  kehidupan berbangsa,  korupsi  merupakan  penyakit  yang  berbahaya yang  dapat  mewabah  menggrogoti  dan memporakporandakan  sendi-sendi  kehidupan  bangsa. Maka  jika  suatu  bangsa  terjangkit  penyakit  ini  ingin bangkit,  ingin  maju,  dan  mampu  bersain  dengan  bangsa lain,  maka  syarat  pertama  dan  yang  paling  utamanya adalah  dengan  mengikis  habis  penyakit  ini,  dengan  apa hadirin? Jawabanynya dengan menegakkan keadilan. Oleh karena itu hadirin, pada kesempatan yang baik kali ini kami akan  membahas  “Pemberantasan  Korupsi  Menuju Bangsa  Yang  Sejahtera”,  dengan  rujukan  surat  an-Nisa` 
ayat 135 :
Teks Syarhil Quran : PEMBERANTASAN KORUPSI MENUJU BANGSA YANG SEJAHTERA

Artinya: “Wahai orang orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar benar penegak keadilan, menjadi saksi karena  Allah  biarpun  terhadap  dirimu  sendiri  atau  ibu bapak atau kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin maka Allah lebih tahu kemaslahatannya Maka janganlah kamu  mengikuti  hawa  nafsu  karena  ingin menyimpangdari  kebenaran.  Dan   jika  kamu  memutar balikan  (kata-kata)  atau  enggan  menjadi  saksi,  maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” [QS. an-Nisa` : 135]

Hadirin Rahimakumullah.
Sabab  an-nuzul  ayat  yang  baru  saja  kita  simak bersama, menurut Ibnu Katsir  di dalam Kitab Tafsirnya, Juz 2,  halaman  433,  bersumber  dari  Abdullah  bin  Rawahah adalah  berkenaan  dengan  pengaduan  dua  orang  laki-laki kepada Rasul, satu lagi orang kaya. Ternyata hadirin, Rasul
lebih  cendrung  untuk  memenangkan  perkara  si  miskin karena  pada  mulanya  beliau  beranggapan  mana  mungkin orang miskin menzholimi  orang kaya. Tatkala itu turunlah ayat  tadi  yang  memberikan  petunjuk  kepada  Rasulullah saw  agar  menghukumi  seadil-adilnya,  yang  diisyaratkan dalam kalimat :

Artinya : “jadilah kau pejuang pejuang yang menegakkan keadilan”

Demikian  penafsiran  Imam  Ali  al-Shabuni  dalam Shafwah al-Tafasir, Juz 1, halaman 303. Lalu apakah yang di maksud  adil  dalam  islam  itu  ?  Imam  Ali  karamullahu wajhah  mengatakan  “  وٍلس  َف  ءِؽ  ـضً  ”  adil  adalah menempatkan sesuatu secara proporsional dan profesional.
Lebih  tegas  lagi  Sayyid  Qutub  dalam  bukunya  ‘Adalah  alIjtima’iyyah  fi  al-Islam  mengatakan  “  يرغث كلخا خِبلإ ٌى يذقٌا
ٍُؽ  ”  adil  adalah  menegakkan  kebenaran  dengan  tanpa mendzolimi orang lain”.

Dengan  demikian  hadirin,  prinsip  penegakan keadilan dalam Islam tidak mengenal pandang bulu, status atau  jabatan.  Walaupun  terhadap  diri  sendiri,  keluarga, masyarakat,  si  kaya  atau  si  miskin,  pejabat  atau  rakyat, hukum harus tetap berlaku dan harus tetap di tegakkan dan di  junjung  tinggi.  Oleh  karena  itu  mengingat  pentingnya penegakkan  keadilan  tersebut,  Dr.  Nurcolis  Madjid  dalam bukunya  Cita-Cita  Politik  Islam,  yang  diterbitkan  oleh Paramadina  Jakarta  tahun  1999  mengatakan,  pincangnya penegakkan  keadilan  menyebabkan  pincangnya pemerataan  ekonomi,  dan  menjadikan  korupsi  tumbuh subur  di  negara  kita  laksana  cendawan  di  musim  dingin, akibatnya  kalau  hal  ini  dibiarkan,  lahirlah  Fir’aun-Fir’aun yang baru, Qarun-Qarun abad dua satu, Tsa’labah-Tsa’labah masa kini, yang menjadikan hukum dan keadilan bukan lagi milik  rakyat  tapi  untuk  konglomerat,  kesejahteraan  bukan lagi  buat  rakyat  tapi  buat  para  penjilat,  dampaknya reformasi  yang  kita  cita-citakan  tapi  destruksi  yang  kita rasakan,  pembangunan  nasional  yang  diidam-idamkan justru  bencana  nasional  yang  ditimpakan,  naudzubillahi min dzalik.

Timbul  pertanyaan,  bagaimana  sikap  kita  sebagai komponen  bangsa  agar  keadilan  tetap  tegak  dan  korupsi dapat  dikikis  habis?  Sebagai  jawabannya  marilah  kita renungkan penggalan  firman Allah  dalam surat al-Ma`idah ayat 8 :
Teks Syarhil Quran : PEMBERANTASAN KORUPSI MENUJU BANGSA YANG SEJAHTERA

Artinya:  “Dan  janganlah  sekali-kali  kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk  berlaku tidak  adil.  Berlaku  adillah,  karena  adil  itu  lebih  dekat kepada  takwa.  Dan  bertakwalah  kepada  Allah, sesungguhnya  Allah  Maha  Mengetahui  apa  yang  kamu kerjakan.” [QS. al-Ma`idah : 8]
Hadirin yang Berbahagia.
Khalid Abdurrahman al-Aki  dalam  Shafwat al-Bayan Lima’ani al-Qur’an, halaman 108 menafsirkan ; لا ًؤ ُىنٍّيخ لا
ُث  ُىنجغىّ ْغ ُض ى اٌٌذقر  لاؤ  ٍَف  ُ   ,  janganlah  kebencian  dan permusuhanmu  kepada  suatu  golongan  menyebabkan kamu  berlaku  tidak  adil  kepada  mereka.  Bahkan  dalam kalimat  tadi,  kalimat  adil  dirangkaikan  dengan  kalimat takwa,  menurut  Quraish  Syihab  dalam  Tafsir  al-Mishbah, Volume  3,  halaman  42,  hal  tersebut  mengandung  arti bahwa  berlaku  adil  adalah  cerminan  dari  perilaku  insaninsan bertaqwa.

Dengan  demikian,  orang-orang  yang  tidak  mau menegakkan  keadilan,  orang  orang  yang  memanipulasi hukum,  orang  orang  yang  memperjual  belikan  hukum, bukan  saja  mencerminkan  orang-orang  yang  jahat,  tapi menandakan orang yang tidak bertaqwa, dan orang seperti ini  harus  minggir  dari  negara  kita,  sebab  Indonesia  hanya akan maju dan terbebas dari korupsi apabila pemimpinnya mempunyai  komitmen  untuk  mengakkan  hukum  dan keadilan serta menjadi uswah dalam membrantas korupsi. Rasul  pernah  bersabda,  sebagaimana  yang  termaktub  di dalam Musnad Ishaq bin Rahawiah, Juz 3, halaman 998 :
بىذّ ذقغمٌ ذلشع ذّلس ذنث خّعبف ْؤ ٌٌ للهاً
Artinya  :  “Demi  Allah  seandainya  Fatimah  anak Muhammad mencuri pasti akan aku potong tangannya.” Inilah  contoh  seorang  pemimpin  yang  menegakkan hukum  walau  tehadap  keluarga  sendiri  dan  siap memberantas  korupsi  yang  dimulai  dari  top  leader  dari sebuah  pemerintahan.  Oleh  karena  itu,  kita  patut  belajar kepada  Jurong Zi, seorang mantan Perdana Menteri  China, ada  hari  pelantikannya,  dia  berpidato  di  depan  para bawahannya,  “berikan  kepadaku  seratus  peti  mati,  yang sembilan  puluh  sembilan  akan  aku  pergunakan  untuk kalian  yang  berbuat  korupsi,  dan  yang  satu  lagi  aku persiapkan untuk diriku apabila kalian melihatku berbuat korupsi”.

Dengan  demikian,  untuk  memberantas  korupsi  ada dua  langkah  minimal  yang  harus  kita  lakukan  sebagi komponen  bangsa;  Pertama,  menegakkan  hukum  seadil adilnya  tanpa  pandang  bulu,  status  dan  jabatan.  Kedua harus  ada  komitmen  dari  puncak  pemimpin  suatu  negara.  Jikalau sikap ini yang kita aplikasikan dalam kehidupan kita hadirin  maka  insya  Allah  korupsi  di  negara  kita  sedikit demi sedikit akan terkikis habis, sehingga negar kita dapat hidup  adil  dalam  kemakmuran,  makmur  dalam  keadilan, jauh  dari  korupsi,  dekat  dengan  rahmat  Allah  swt,  hal  ini sesuai dengan janjinya yang terangkai dalam surath al-A’raf ayat 96 :
Teks Syarhil Quran : PEMBERANTASAN KORUPSI MENUJU BANGSA YANG SEJAHTERA

Artinya : “Jika sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan  bertaqwa,  pastilah  kami  akan  melimpahkan  kepada mereka  berkah  dari  langit  dan  bumi,  tetapi  mereka mendustakan ayat ayat kami itu maka kami siksa mereka di sebabkan perbuatannya.”

Hadirin Rahimakumullah.
Demikian  janji  Allah  apabila  kita  beriman  dan bertaqwa  berupa  mau  menegakkan  hukum  dengan keadilan  dan  mempunayi  komitmen  dalam  memberantas korupsi,  pasti  Allah  akan  menurunkan  keberkahan  dari langit maupun dari bumi berupa kehidupan bernegara yang adil dan  makmur, sejahtera aman dan nyaman.

Dari uraian di  atas  maka  dapat  kita  simpulkan,  korupsi  merupakan penyakit  berbahaya  yang  dapat  menghancurkan  sendi kehidupan bangsa, oleh karena itu penyakit tersebut harus kita  kikis  habis.  Ada  dua  langkah  yang  harus  di  lakukan, yang  pertama  menegakkan  hukum  dengan  adil  dan  kedua  harus ada tauladan dari pemimpin. Jika sikap tersebut kita aplikasikan dalam kehidupan kita maka inya Allah korupsi akan  terkikis  habis,  sehingga  bangsa  kita  menjadi  bangsa yang aman dan sejahtera, amin.

Pelangi Indah di Lampung Selatan
Terukir Abadi Penuh Isi
Dengan Semangat Musabaqah Syarhil Qur’an
Mari Kita Berantas Korupsi
يبلخا ٓغحؤ ليإ ْبقزغلذا للهاً
وربوشثً للها خحمسً ُىٍْف َلاغٌاً 

0 Response to "Teks Syarhil Quran : PEMBERANTASAN KORUPSI MENUJU BANGSA YANG SEJAHTERA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel