SEJARAH PANCASILA
Tokoh
lain yang yang menyumbangkan pikirannya tentang Dasar Negara antara lain adalah
Mohamad Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo.
Pada
tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang
berberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut
adalah sebagai berikut:
- Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi
- Hamidhan, wakil dari Kalimantan
- I Ketut Pudja, wakil dari Nusa
Tenggara
- Latuharhary, wakil dari Maluku.
Mereka
semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam
rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya,
yang berbunyi, "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya".
Pada
Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan
mengubah tujuh kata tersebut menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Pengubahan kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4
orang tokoh Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M.
Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan
bangsa, kejadian ini juga merupakan salah satu sejarah yang terdapat dalam
kiasan lambang sangga pendobrak. Dan akhirnya bersamaan dengan penetapan
rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18
Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.
Ø
Simbol-simbol
melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan
dengan Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan
agama yang ada di Indonesia.
2. Kemanusiaan
yang adil dan beradab : Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini
menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya saling membantu.Gelang
yang berbentuk lingkaran melambangan wanita dan gelang persegi melambangan
pria.
3. Persatuan
Indonesia : Pohon berngin adalah sebuah pohon Indonesia beraar tunjang,sebuah
aar tumggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertrumbuh
sangat dalam ke dalam tanah.Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini
juga memiliki banya akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya.Hal ini
menggambarkan Indonesia sebagai Negara kesatuan namun memiliki berbagai akar
budaya yang berbeda-beda.
4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan :
Banteng adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Presiden
Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakuakan bersama
(musyawarah),gotong royong,dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa
Indonesia.
5. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : Padi dan Kapas merupakan kebutuhan pokok
setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun
kedudukannya.Menggambaran persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan
sosial satu dengan yang lainnya,namun hal itu buan berarti bahwa Negara
Indonesia memakai Ideologi Komunisme.
Ø Hari
Kesaktian Pancasila
Pada
tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan
30 September
(G/30S/PKI). Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila
menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya
dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan
Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30 September
diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September dan tanggal 1 Oktober
ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar
Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan.
0 Response to "SEJARAH PANCASILA"
Post a Comment