Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya - IAD

A. ILMU ALAMIAH DASAR 
ILMU ALAMIAH DASAR

Ilmu Alamiah Dasar (IAD) atau Ilmu Kealaman Dasar sering disebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), adalah ilmu pengetahuan yang melakukan kajian tentang gejala-gejala di alam semesta termasuk planet Bumi. Fokus kajiannya adalah konsep dan prinsip dasar yang esensial saja. Bumi menjadi tempat makhluk hidup dan benda mati. Makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), sedangkan benda mati menjadi pengisi Bumi dan tunduk pada hukum alam.

B. HAKIKAT DAN SIFAT KEINGINTAHUAN MANUSIA

1. Susunan dan Fungsi Otak dalam Kaitan Berpikir Manusia 
Manusia memiliki otak di kepala, ternyata memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan di muka Bumi ini. Perlu kita ketahui bahwa otak manusia memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih berat bila dibandingkan dengan otak hewan. Penelitian dari Universitas Federal Rio de Janeiro Brasil yaitu Suzana Herculano Housel (asisten profesor) menyatakan bahwa neuron (sel saraf) otak manusia berjumlah 86 miliar. 

Penelitian atas otak binatang sebelumnya menunjukkan bahwa otak yang besar, tidak selalu berarti lebih baik. Otak besar dengan banyak sel saraf (neuron) hanya dibutuhkan untuk mengontrol tubuh yang lebih besar. Ahli lain berpendapat bahwa otak besar penting untuk keperluan sosial yang kompleks atau untuk berpikir tentang pemikiran dan penggunaan alat yang kompleks. Peneliti lain, percaya bahwa kecerdasan tidak ditentukan dari besarnya otak, tetapi oleh kompleksitas interaksi dalam otak (Anonim, 2012d). 

Otak bayi yang baru lahir berkembang sebanyak tiga kali pada tahun pertama. Otak manusia, susunannya paling rumit pada bila dibandingkan dengan makhluk lain di muka Bumi ini. Otak terbagi menjadi dua yaitu bagian kiri, berfungsi mengontrol bagian kanan tubuh dan otak bagian kanan berfungsi mengontrol bagian kiri tubuh. Otak kanan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan perasaan, pengalaman dan insting, serta hal-hal yang berkaitan dengan emosi manusia. Adapun otak kiri berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya logis, praktis, to the point atau tidak bertele-tele. 

Hewan dan manusia sama-sama memiliki otak tetapi otak hewan hanya dapat digunakan untuk mengingat saja apa yang telah dialami. Ingatan pada otak hewan, selanjutnya disimpan sebagai pengalaman. Kalau hal serupa terjadi lagi, hewan dapat menggunakan pengalaman itu untuk memberikan tanggapan. 

2. Cara Manusia Memperoleh Pengetahuan 
a. Apa Pengetahuan Itu? 

Pengetahuan adalah semua apa yang diketahui oleh manusia. Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu, hal ini merupakan ciri khas manusia. Pengetahuan berawal dari keingintahuan manusia terhadap alam semesta baik macro cosmos (alam besar) dan micro cosmos (alam kecil). Manusia adalah Homo rationale, dibekali hasrat ingin tahu. Sifat ingin tahu manusia sudah terlihat sejak anak-anak (masih kecil). Sering muncul pertanyaan dari anak-anak, ini apa? Itu apa? Untuk apa? dan lain-lain. Kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan mengapa begini? Mengapa begitu? dan selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan-pertanyaan, bagaimana hal itu dapat terjadi? Bagaimana cara memecahkannya, dan seterusnya. Bentuk-bentuk pertanyaan seperti di atas tampak sederhana, tetapi sebenarnya sangat mendasar karena keingintahuannya. Manusia selalu berusaha mencari jawaban berbagai macam pertanyaan itu, dari dorongan ingin tahu manusia berusaha mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakan. 

Manusia dalam hidupnya harus berbekal pengetahuan, sehingga mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang indah dan mana yang jelek. Manusia selalu dihadapkan pada dua pilihan yang harus diambil salah satu, yaitu melakukan tindakan yang baik atau yang buruk; memilih tindakan yang benar atau yang salah; serta memilih yang indah atau yang jelek. Manusia dalam menentukan pilihan di atas akan menggunakan pengetahuan. 

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang secara terus-menerus tanpa henti selalu mengembangkan pengetahuan. Binatang juga memiliki pengetahuan, tetapi bedanya dengan manusia adalah bahwa pengetahuan binatang hanya terbatas untuk kelangsungan hidupnya. Seekor anak tupai tahu mana buah kelapa yang sudah tua. Anak kijang tahu mana binatang yang akan memangsanya, sebab anak kijang diajari oleh induk-nya untuk sampai pada pengetahuan bahwa binatang harimau/ citah, anjing hutan itu sangat berbahaya (akan memangsanya). 

Pengetahuan manusia dapat diperoleh melalui pengamatan pancaindra dan akal. Para ahli mempersoalkan kedua jenis pengetahuan itu, yaitu pengetahuan indriawi dan pengetahuan akal. Mereka meragukan kebenaran pengetahuan yang diperoleh melalui pengala man berdasarkan pancaindra (pengetahuan indriawi). Pengetahuan indriawi digambarkan sebagai pengetahuan yang tidak menentu, bahkan dipandang menyesatkan, sehingga mereka hanya menghargai pengetahuan akal saja. Lalu muncul pertanyaan, bisakah pengetahuan akal yang didapatkan manusia tanpa melalui pengalaman indriawi? Kalau dianalisis, maka istilah yang digunakan dalam bahasa Jawa, pengetahuan disebut kawruh (kata weruh = melihat) yang memiliki persamaan arti dengan widya (Jawa Kuno), video (Latin), wissen (Jerman) dan weten (Belanda).

Melihat uraian di atas, maka jelaskan bahwa manusia memperoleh pengetahuan dari pengalaman berdasarkan indra-nya, minimal pada taraf permulaannya. Tetapi tentunya tidak semua pengetahuan manusia selalu didapat melalui pengalaman indranya. Ada juga pengetahuan manusia yang diperoleh lewat wahyu, intuisi, dan rasio (akal).

b. Mengapa Manusia Mampu Mengembangkan Pengetahuan? 

Manusia yang hidup di Bumi ini diciptakan oleh Tuhan, me-rupakan makhluk yang paling sempurna, hebat karena kapasitas refleksi, berkreasi, berempati, berhati nurani, dan bahkan dapat menjangkau hal-hal yang tidak bisa dijangkau oleh mesin mana-pun. Manusia mengembangkan pengetahuan guna mengatasi kebutuhan kelangsungan hidupnya dan memikirkan hal-hal yang baru. Ada dua hal penting yang ternyata berpengaruh kepada manusia dalam pengembangan pengetahuan, yaitu:

1. Bahasa
Manusia memiliki bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi, baik secara lisan maupun tertulis dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Binatang juga dapat memberikan informasi kepada kelompoknya. Contoh: segerombolan kera yang di atas pohon kebetulan melihat ada seekor citah sedang memanjat pohon, maka kera yang di dekat citah tersebut mengeluarkan suara (hanya lesan) yang berarti ada bahaya. Tetapi komunikasi itu sejak dahulu ya tetap seperti itu saja, dan tidak berkembang/berubah. Misalnya membunyikan suara guk-guk/meraung tanda ada bahaya di sekitar kera.

2. Manusia Mampu Berpikir 
Manusia memiliki kemampuan berpikir menurut alur kerangka tertentu yang disebut penalaran. Binatang mampu berpikir tetapi tidak mampu bernalar. Insting binatang jauh lebih peka daripada manusia. Contohnya: sebelum gunung berapi meletus, binatang di sekitar gunung banyak yang meninggalkan tempatnya guna mencari tempat yang lebih aman. Tetapi pada kejadian ini binatang tidak mampu menalar, mengapa gunung meletus, apa penyebabnya, dan bagaimana cara menanggulanginya? Manusia yang memiliki bahasa komunikatif dan pikiran yang mampu menalar dapat mengembangkan pengetahuannya (Suria sumantri, 1987). Manusia mengetahui mengapa gunung meletus, apa penyebabnya, dan bagaimana cara menghindarinya dan menanggulanginya.

c. Pendekatan Non-limiah dan Ilmiah 

Di dalam sejarah perkembangan pikiran manusia menunjukkan bahwa apa yang diinginkan adalah pengetahuan yang benar atau secara singkat disebut kebenaran. Pengetahuan yang benar atau kebenaran dapat diperoleh melalui pendekatan non-ilmiah dan ilmiah.

1. Pendekatan non-ilmiah adalah pendekatan yang tidak memerlukan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dengan urutan tertentu untuk mencapai pengetahuan yang benar. Pendekatan ini meliputi akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan atau coba-coba (trial and error), otoritas ilmiah dan pikiran kritis.
2. Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang memerlukan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dengan urutan tertentu agar dapat diperoleh pengetahuan yang benar. Pendekatan ilmiah, melalui penelitian ilmiah dan dibangun di atas teori tertentu. Teori berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang sistematis dan terkontrol ber-dasar atas data empiris. Teori itu dapat diuji (di-test) dalam hal keajekan dan kemantapan internalnya. Artinya, jika penelitian diulang oleh orang lain menurut langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan didapatkan hasil yang sama atau hampir sama dengan sebelumnya

0 Response to "Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya - IAD"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel